dedenantika

Senin, 28 Februari 2011

CERPEN : Perjuangan Cinta Pertama

>Namaku viko aprian dan aku akan menceritakan pengalaman serba pertama aku, pertama kali jatuh cinta, pertama kali PDKT sama cwE dan pertama kali di benci sama cwe. Tanpa panjang lebar lagi, langsung aja ku mulai ceritanya.Waktu itu aku hanya seorang pelajar kelas 2 smp di salah satu sekolah swasta yang berada di kota depok dan aku ini anak yang biasa-biasa saja tidak terlalu bodoh dan tidak terlalu pintar di sekolah. Aku juga belum mengenal apa yang namanya cinta, tapi udah mengenal mana cewe yang cakep dan mana cewe yang “jelek”.Suatu waktu, aku terpesona melihat sesosok wanita berkerudung di sekolah, dan itu adalah ade kelasku. Karena aku ini anak yang pemalu, jadi aku gak berani tuk dekati dia, walau hanya mengatakan hai, apalagi untuk berkenalan. Aku cuma berani memandangi dia dari jauh dan berbicara tentang dia dengan taufik. Taufik itu adalah sahabatku.Hari demi hari berlalu tanpa ada upaya tuk PDKT sama cewe berkerudung itu. Lalu taufik berkata kepadaku, “ko, kalau loe suka sama dia sebaiknya loe coba deh kenalan sama dia, dari pada kaya gini terus cuma bisa ngiliat dari jauh, sedangkan dia juga gak kenal sama loe”. Aku tersadar dan berfikir, bener juga kata taufik, kalau begini terus dia gak akan kenal sama aku dan aku juga gak akan tau perasaan dia ke aku itu sama atau nggak. Setelah itu aku coba menguatkan mental agar berani dekati dia dan mencoba untuk berkenalan, setelah ku rasa mentalku sudah siap, aku coba tuk dekati dia yang sedang jalan dengan temannya di halaman sekolah. Lalu aku langsung dekati dia dan coba tuk kenalan, walau aku masih ragu-ragu + groginya minta ampun tapi tetep ku coba tuk kenalan dengan dia. Tanpa basa-basi aku ngomong ke dia, “boleh kenalan gak?” sambil mengarahkan tanganku ke dia tuk berjabat tangan. Terus dia melihat aku dengan senyuman dan bilang “nggak ah!” terus pergi bersama temannya itu. Spontan aku kaget dan malu banget, terus lari entah kemana sampai masuk ke musolah sekolah, yang disana lagi ada ulangan praktek, untung gurunya gak sempet liat aku, jadi gak sempet di tanya-tanya sama guru. Terus aku langsung aja keluar, tapi tetep malu soalnya ada banyak juga yang ngeliat aku tadi.Walau gagal kenalan, tapi aku terus mencari namanya dan akhirnya aku tau dari teman sekelasnya, namanya fifi. Besoknya aku berencana tuk ngikutin dia pulang dan sekalian mau tau dimana rumahnya.Bel pulang sudah tiba aku dan taufik sudah stand by menunggu dia di gerbang sekolah. Setelah fifi dengan temannya sudah berjalan agak jauh dari kami, kemudian kami mulai ngikutin dia. Sekian lama kami berjalan mengikutinya dan akhirnya kami sampai di sebuah rumah. Ternyata rumah itu bukan rumahnya fifi tetapi rumah temannya yang jalan bersamanya. Karena dia gak langsung kerumahnya, kemudian kami terpaksa nunggu dia di kejauhan yang di tutupi pohon pisang.Sudah sekian lama menunggu, bukannya fifinya yang keluar malah teriakan yang keluar dari rumah itu, “woy siapa it..? mau ngapaen ngumpet disitu?” gak tau siapa yang teriak yang jelas suara bapak-bapak, langsung aja kami kabur kalang kabut untungnya gak ada yang ngejar.Walau misiku gagal lagi hari itu, tapi besoknya ku coba lagi tuk ngikutin dia pulang. Walau dia belum tau kalau aku ngikutin dia terus, bahkan hampir setiap hari aku ngikutin dia terus sampai akhirnya aku tau rumahnya.Setelah aku tau rumahnya, aku berencana tuk ngikutin dia secara terang-terangan gak ngumpet-ngumpet lagi. Seperti biasa setelah bel pulang tiba, kali ini aku sendiri menunggu fifi di depan pintu gerbang sekolah tuk menjalankan rencanaku. Setelah fifi keluar, fifi langsung menaiki angkot jurusan yang menuju ke rumahnya (Dia itu kalau pulang pasti naek angkot). Setelah fifi sudah di dalam angkot, tanpa fikir panjang aku juga ikut naek angkot yang sama dan duduk di dekatnya. Setelah angkotnya sudah berjalan aku ngomong ke dia "gue ke rumah loe ya?" terus dia jawab dengan ekspresi bingung "ngapaen ke rumah gue?" aku jawab lagi "maen-maen aja?" setelah itu dia terdiam, lalu aku bingung mau ngomong apa lagi karna saking groginya berada di dekatnya (maklum baru kali ini aku bisa deketin dia). Selagi aku berfikir mau ngobrolin tentang apa ke dia tiba-tiba dia berhentiin angkotnya, padahal belum sampe rumahnya malah masih agak jauh dari rumahnya. Kemudian dia turun dan aku juga ikut turun mengikutinya, dia mulai berjalan dan bertanya lagi ke aku sambil malu-malu dan agak BT, "ngapaen sih ngkutin terus?" terus aku jawab "kan dah gue bilang gue ini mau ke rumah loe". Akhirnya dia jalan lagi terus bertanya lagi dengan pertanyaan yang sama, sampe berulang-ulang. Terus aku di ajak muter-muter gang sama dia, mungkin saking gak maunya dia ajak aku kerumahnya dan gak mau sampai aku tau rumahnya. Padahal aku sie dah tau rumahnya dimana.Sudah lama muter-muter gang dan aku tetep setia ngikutin dia, karna mungkin dia dah cape ku ikutin terus dan akhirnya dia lari biar aku gak bisa ngikutin dia terus. Aku coba kejar dia tapi gak ketemu malah kehilangan jejak karna saking cepetnya dia lari dan saking banyaknya gang-gang kecil. Langsung aja aku ke rumahnya, ternyata dia dah ada di area dekat rumahnya sama teman-temannya. Lalu aku deketin dia, kemudian dia ngomong ke aku dengan nada yang ramah dan agak merayu sambil tersenyum "jangan ke rumah ya, di rumahku lagi ada pengajian" lalu aku jawab "pengajian? oke deh besok-besok aja lagi aku ke rumah loe kalau dah gak ada pengajian. Ya udah gue pulang dulu ya?" abiz itu aku langsung pulang dengan hati yang senang dan bahagia karna dah bisa melihat senyumannya dan ngobrol sama dia walau hanya sedikit.Besoknya di sekolah aku tegur dia, tapi dia gak ada respon sama sekali, terus pura-pura gak dengar. Habis itu aku dekati dia dan bertanya "loe marah ya?" dia jawab "ngapaen sih!!!" terus pergi. Aku bingung, perasaan kemaren dia gak kaya gini sikapnya ke aku. Walau dia marah sama aku, tetep aja aku ngikutin dia terus kalau dia pulang bahkan pas berangkat sekolah juga dah aku tungguin di depan gang rumahnya.Setelah itu aku merasa kalau dia semakin hari semakin jutek banget sama aku bahkan sampe ngatain aku gak gentle lah terus apa lagi ya? banyak dah pokoknya. Mungkin dia ngatain aku gak gentle karna aku gak berani dekatin dia sendirian di sekolah, selalu aja bawa temen. Tapi anehnya aku gak bisa marah sama dia. Pernah aku pura-pura marah ke dia. Aku dekati dia lalu bertanya "maksud loe apa ngatain gue gak gentle sama temen gue?" terus dia gak ngomong apa-apa tapi malah ngumpet di wc cwe, terus aku malah marah-marahnya sama temannya yang ada disitu juga. Ku fikir-fikir lagi, kenapa dia ngumpet ya? padahal kalau dia itu benci dan marah sama aku pasti dia bakalan ngehadepin aku dan berani ngomong.Setelah pulang sekolah dan sampai dirumah aku diberi tau oleh ibuku, kalau ayahku akan pindah kerja ke Kalimantan Tengah tepatnya di Pangkalanbun, kemudian aku sekeluarga juga disuruh ikut kesana. Spontan aku kaget banget dan merasa belum siap meninggalkan kota depok dan yang paling utama, aku merasa masih belum mendapat jawaban cintaku dari fifi, walaupun sekarang dia benci sama aku.Beberapa hari sebelum aku pergi ke Pangkalan bun, aku buat surat untuk dia yan g isinya tentang permohonan maaf, pemberitahuan kalau aku akan pindah ke Pangkalan bun dan permintaan kenang-kenangan terakhir untukku (fotonya dia). Karena aku malu dan takut kalau surat ku gak di terima maka dari itu aku suruh temanku tuk kasih surat ini ke dia. Ternyata bukannya di baca suratnya malah disobek dan dibuang ke tempat sampah. Walau kecewa berat, tapi tetep aku terima dengan lapang dada.Tidak lama kemudian aku tau kalau dia dah punya pacar. Mungkin karena ini sikapnya berubah jutek sama aku. Setelah tau kalau fifi dah punya pacar hatiku bener-bener hancur berkeping-keping tetapi gak tau kenapa, keyakinanku begitu besar kalau dia itu juga cinta sama aku.Setelah itu aku berhenti tuk mengikuti dia pulang, tetapi aku tetep berusaha tuk selalu dekat dengan dia dengan cara mencari no hpnya. Karena tidak lama lagi aku akan pergi ke Pangkalanbun. Pasti ada pertanyaan dari pembaca yang kaya gini, “kenapa gak dari dulu nyari no hpnya?” aku jawab “aku baru dibeliin hp sama orang tuaku.” Kembali ke cerita. Karena gak mungkin aku minta no hpnya fifi langsung keorangnya, maka aku minta no hpnya itu sama teman dekatnya yang bernama dahlia. Ternyata dia tidak tau no hpnya fifi, tapi dia mau tuk bantuin aku tuk nyari no hpnya fifi.Sesampainya aku di kota Pangkalanbun KALTENG, aku selalu smsan dengan dahlia dan selalu menceritakan apa-apa tentang fifi. Akhirnya aku dapat juga no hpnya fifi dari dahlia, setelah ku cek no hp yang di kasih dari dahlia itu, ternyata no nya itu bukan no nya fifi. Lalu ku tanya “lia, kenapa no yang loe kasih itu salah sambung?” dia jawab “sorry gue gak tau, gue kira itu no hpnya fifi. Besok ku cari lagi deh.” Setelah itu aku masih tetap menunggu informasi dari dahlia. Keesokan harinya dahlia sms ke aku dan memberi no hpnya fifi yang disertai perkataan yang membuat aku kaget darinya “ko, sebenarnya gue suka sama loe, tapi perasaan ku ini tidak sama dengan loe dan ternyata loe lebih mencintai fifi. Awalnya gue gak mau ngasih no hpnya fifi ke loe, tapi sepertinya loe bener-bener membutuhkannya. Ini no hpnya fifi yang asli 0856xxxxxxx.” Setelah membaca sms darinya, aku coba menelpon dia tuk meminta maaf dan berterima kasih, tapi no nya sudah tidak aktif lagi.Setelah mendapat no hpnya fifi, tanpa memikirkan kalau dia sudah punya pacar, aku langsung sms dan telepon dia, yang awalnya sie gak di sambut dengan baik, setiap angkat telepon dari aku dia cuma ngomong ya/nggak bahkan kalau aku telepon, terkadang gak diangkat sama dia dan kalau aku sms dia, gak pernah ada balasan darinya. Kemudian dia sempat ganti no hpnya dan aku benar-benar putus hubungan dengannya.Lebih dari 1⅓ tahun, aku dengan fifi tidak saling berhubungan lagi, tiba-tiba hpku berbunyi tanda sms masuk, ternyata setelah ku liat no nya ini nomor dari Jakarta dan isi smsnya “apa kabar? Masih kenal gak sama gue?” tanpa membalas smsnya aku langsung menelponnya dan bertanya, “hallo nie sapa ya?” langsung ku tebak “nie fifi ya?” kemudian dia jawab, “iya!!!” mulai dari situ sikapnya dah mulai berubah sedikit demi sedikit. Sekarang kalau ku tanya pasti dia jawab yg bener gak cuma ngomong ya/nggak doang, bahkan kita saling tanya jawab.Yang membuat aku kaget dan semakin yakin kalau dia juga cinta sama aku, dia pernah ngomong sama aku, "sebenarnya gue kaget banget pas baca surat dari loe, kalau loe pergi ke kalimantan" terus aku tanya ke dia, "maka suratnya dah loe sobek dan dibuang di tempat sampah?" dia jawab "sebenarnya gue ambil surat yg udah gue sobek itu di tempat sampah terus gue baca, loe nya aja yang gak tau kalau surat loe gue baca." Dia juga pernah bertanya ke aku, “kapan loe balik ke Depok?” pertanyaan itu selalu di ulang-ulang setiap aku telepon dia. Sekedar pemberitahuan saat itu fifi sudah putus dengan pacarnya.Setelah 3 tahun lebih aku tinggal dan bersekolah di pangkalanbun, akhirnya aku kembali ke kota asalku “DEPOK” untuk melanjutkan kuliah disana. Tidak hanya untuk melanjutkan kuliah saja, tetapi aku ingin bertemu dengan my first love yang beberapa tahun ini hanya bisa mendengar suaranya saja di telepon.Dengan membawa cindramata khas pangkalanbun pesanan dari fifi, aku kerumahnya. Walau grogi dan rasa gak percaya diri itu masih ada, aku tetap mengetuk pintu rumahnya. Tiba-tiba terbukalah pintu rumahnya itu dan munculah seseorang wanita muda berkerudung yang membukakan pintunya itu. Dengan rasa yang campur aduk, dari rasa grogi, bingung, ragu dan senang. Aku mulai berfikir, apakah dia fifi yang ku kenal sejak kelas 2 smp itu atau bukan? Kemudian aku tanya ke dia, “nie fifi ya?” kemudian dia jawab, “iya, emang siapa lagi?” setelah itu aku shock berat, karena akhirnya aku bisa bertemu dengan fifi lagi dan melihat wajahnya yang berubah menjadi lebih, lebih, lebih cantik dari 3 tahun yang lalu. Kemudian kami mulai ngobrol dan sembari itu aku kasih dia cindramata yang dia pesan selagi aku masih di pangkalanbun.Hari demi hari berlalu, hubungan aku dengan fifi semakin dekat. Aku mulai memberanikan diri tuk menyatakan perasaanku yang terpendam selama ini. “fi, sebenarnya perasaan gue gak pernah berubah sama loe, rasa cinta gue sama loe masih utuh dari pertama kali kita bertemu hingga sekarang. Fi, apakah loe juga mencintai gue?” kemudian fifi menjawab, “viko, semenjak loe minta kenalan sama gue, gue tuh udah ada perasaan sama loe, tapi karena 2 sebab aku berusaha tuk jauhin loe. Yang pertama, gue nie dah punya pacar dan aku gak mau nyakitin perasaannya. Yang kedua, loe kenalkan sama dahlia? Dia itu temen deket gue dan dia itu suka sama loe, jadi gue gak mau nyakitin hati temen gue.” Kembali aku bertanya, “apa sekarang loe masih mencintai gue? Dan apakah loe mau jadi pacar gue?” kemudian dia jawab, “gue masih cinta sama loe dan gue bersedia jadi pacar loe.”Sekian lama aku menanti-nanti moment seperti ini dan akhirnya terjadi juga. Ternyata tidak sia-sia aku bersabar dan meyakini bertahun-tahun bahwa fifi juga mencintaiku, akhirnya kesabaran dan keyakinan itu tidak salah dan benar-benar terjadi.

2 komentar:

  1. Selamat Siang Kang Deden,

    Salam kenal dari saya, Bayu - recruitment specialist dari PT Bhakti Energi Persada. Kami perusahaan batubara nasional yang sedang berkembang. Kami saat ini sedang membutuhkan seorang Port Captain (minimal ANT III) untuk penempatan di site dengan sistem kerja roster 8:2, apabila Bapak memiliki rekomendasi rekan-rekan yang mungkin berminat saya akan dengan senang hati menerima informasi melalui email saya bayupam[at]yahoo.com

    Hormat saya,
    -Bayu-

    "Jalasveva Jayamahe"

    BalasHapus
  2. YAH TAR SAYA TANYA KAWAN SAYA....MAU NGGA.....
    MAKASIH DAH MASUK DI BLOG SAYA....

    BalasHapus